Protein
Protein adalah makromolekul yang
unik sekaligus memiliki struktur yang kompleks. Meskipun protein hanya tersusun
atas asam amino yang ada 20 jenis saja, namun untuk dapat berfungsi, ia akan
melipat-lipat dan membentuk suatu struktur tertentu yang sangat presisi
sekaligus sulit diprediksi hingga saat ini. Karena strukturnya yang unik dan
presisi itulah maka protein memiliki fungsi yang spesifik yang berbeda satu
dengan lainnya.
Struktur protein memiliki tingkatan, kita akan melihat bagaimana asam amino sebagai monomer penyusun protein tersusun sehingga membentuk struktur protein.
Struktur protein memiliki tingkatan, kita akan melihat bagaimana asam amino sebagai monomer penyusun protein tersusun sehingga membentuk struktur protein.
Bagaimana
Protein Terbentuk?
Kita mulai dari asam amino, nama
resminya adalah asam 2-amino karboksilat atau asam α-amino karboksilat. Secara
umum memiliki struktur sebagai berikut:
Molekul Asam Amino (Image from
wikipedia)
Dimana R adalah gugus samping mulai
dari yang paling sederhana –H (glycine | gly) hingga yang memiliki gugus
samping siklik seperti tryptophan (trp). Gambar di bawah ini adalah struktur
dari 20 jenis asam amino penyusun protein. Gugus R ada yang bersifat netral,
bermuatan positif, negatif, ada yang hidrofilik dan hidrofobik.
Struktur 20 asam amino penyusun
protein (Image from wikipedia)
Asam amino (selanjutnya disebut AA
saja) dapat membentuk rantai karena gugus amino (–NH2) suatu AA dapat bereaksi
dengan gugus karboksilat (–COOH) pada AA lainnya. Molekul rantai yang terbentuk
dinamakan peptida, jika rantainya relatif pendek (<10 AA) biasa disebut
oligopeptida, jika rantainya panjang disebut polipeptida atau protein (sekitar
50 – 2000 residu AA). Ikatan yang terbentuk antar AA dinamakan ikatan peptida.
Reaksi Pembentukan Ikatan Peptida
(Image from wikipedia)
Karena reaksi pembentukan peptida
membebaskan 1 molekul air, maka jumlah AA penyusun polipeptida disebut residu.
Berdasarkan konvensi, penyebutan
urutan AA dimulai dari AA yang memiliki gugus –NH2 (disebut N terminal) hingga
yang memiliki gugus –COOH bebas (C terminal).
Struktur Molekul Polipeptida (Image
from ncbi.nlm.nih.gov)
Rantai peptida biasa disebut
“backbone” alias tulang punggung sedangkan gugus R biasa disebut gugus samping.
Struktur
Primer
Struktur Primer Protein (Image from
w3.hwdsb.on.ca)
Secara sederhana, struktur primer
protein adalah urutan asam amino penyusun protein yang disebutkan dari kiri
(N-terminal) ke kanan (C-terminal). AA bisa ditulis dalam singkatan 3 huruf
atau 1 huruf. Jadi untuk gambar di atas bisa ditulis seperti ini:
Gly-Pro-Thr-Gly-Thr-Gly-Glu-Ser-Lys-Cys-Pro-Leu-Met-Val-Lys-Val-Leu-Asp-Ala-Val-Arg-Gly-Ser-Pro-Ala
atau
GPTGTGESKCPLMVKVLNAVRGSPA
Cara penulisan yang terakhir (kode 1
huruf) lebih banyak digunakan karena lebih praktis.
Struktur primer terbentuk karena
ikatan peptida antar AA selama proses biosintesis protein atau translasi.
Urutan asam amino dapat ditentukan dengan metode Degradasi Edman atau Tandem
Mass Spectrophotometry. Atau bisa juga dari hasil translasi in silico
gen pengkode protein tersebut.
Struktur
Sekunder
Pada bagian tertentu dari protein,
terdapat susunan AA yang membentuk suatu struktur yang reguler dengan
sudut-sudut geometri tertentu. Ada dua struktur sekunder utama yaitu alfa-helix
dan beta-sheet. Struktur ini terjadi akibat adanya ikatan hidrogen antar AA.
Struktur Sekunder Protein (Image
from uic.edu)
Pada gambar sebelah kiri, terlihat
bahwa struktur alfa-helix terbentuk oleh ‘backbone‘ ikatan peptida yang
membentuk spiral dimana jika dilihat tegak lurus dari atas, arah putarannya
adalah searah jarum jam menjauhi pengamat (dinamakan alfa). Satu putaran
terdiri atas 3.6 residu asam amino dan struktur ini terbentuk karena adanya
ikatan hidrogen antara atom O pada gugus CO dengan atom H pada gugus NH
(ditandai dengan garis warna oranye).
Seperti halnya alfa-helix, struktur
beta-sheet juga terbentuk karena adanya ikatan hidrogen, namun seperti terlihat
pada gambar sebelah kanan, ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian rantai
yang pararel sehingga membentuk lembaran yang berlipat-lipat.
Tidak semua bagian protein membentuk
struktur alfa-helix dan beta-sheet, pada bagian tertentu mereke tidak membentuk
struktur yang reguler.
Struktur
Tersier
Struktur Tersier Protein
Dihydrofolatreductase (Image from uic.edu)
Struktur tersier adalah menjelaskan
bagaimana seluruh rantai polipeptida melipat sendiri sehingga membentuk struktur
3 dimensi. Pelipatan ini dipengaruhi oleh interaksi antar gugus samping (R)
satu sama lain. Ada beberapa interaksi yang terlibat yaitu:
Interiaksi
ionik
Terjadi antara gugus samping yang
bermuatan positif (memiliki gugus –NH2 tambahan) dan gugus negatif (–COOH
tambahan).
Ikatan Ionik (Image from uic.edu)
Ikatan
hidrogen
Jika pada struktur sekunder ikatan
hidrogen terjadi pada ‘backbone‘, maka ikatan hidrogen yang terjadi
antar gugus samping akan membentuk struktur tersier. Karena pada gugus samping
bisa banyak terdapat gugus seperti –OH, –COOH, –CONH2 atau –NH2 yang bisa
membentuk ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen (Image from uic.edu)
Gaya
Dispersi Van Der Waals
Beberapa asam amino memiliki gugus
samping (R) dengan rantai karbon yang cukup panjang. Nilai dipol yang
berfluktuatif dari satu gugus samping dapat membentuk ikatan dengan dipol
berlawanan pada gugus samping lain.
Ikatan Van Der Waals (Image from
uic.edu)
Jembatan
Sulfida
Jembatan Disulfida (Image from
altabioscience.bham.ac.uk)
Cysteine memiliki gugus samping –SH
dimana dapat membentuk ikatan sulfida dengan –SH pada cystein lainnya, ikatan
ini berupa ikatan kovalen sehingga lebih kuat dibanding ikatan-ikatan lain yang
sudah disebutkan di atas.
Struktur
Quartener
Protein atau polipeptida yang sudah
memiliki struktur tersier dapat saling berinteraksi dan bergabung menjadi suatu
multimer. Protein pembentuk multimer dinamakan subunit. Jika suatu multimer
dinamakan dimer jika terdiri atas 2 subunit, trimer jika 3 subunit dan tetramer
untuk 4 subunit. Multimer yang terbentuk dari subunit-subunit identik disebut
dengan awalan homo–, sedangkan jika subunitnya berbeda-beda dinamakan hetero–.
Misalnya hemoglobin yang terdiri atas 2 subunit alfa dan 2 subunit beta
dinamakan heterotetramer.
Struktur Quartener Protein
Hemoglobin (Image from sciencecases.org)
Perlu diketahui bahwa beberapa
protein dapat berfungsi sebagai monomer sehingga ia tidak memiliki struktur
quartener.
Comments
Post a Comment