Penukar Ion (Ion Exchanger)
A.
Resin
sebagai Penukar Ion
Resin penukar ion adalah suatu bahan
padat yang memiliki bagian (ion positif atau negatif) tertentu yang bisa
dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar.Berdasarkan jenis ion /
muatan yang dipertukarkan, resin dapat dibagi menjadi 2 :
1.Resin Penukar Kation
adalah Ion positif yang dipertukarkan
2.Resin Penukar Anion
adalah Ion negatif yang dipertukarkan
Ion Exchange adalah proses
penyerapan ion – ion oleh resin dengan cara Ion-ion dalam fasa cair
(biasanya dengan pelarut air) diserap lewat
ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion
lain sebagai ganti ion yang diserap. Selama operasi
berlangsung setiap ion akan dipertukarkan dengan ion
penggantinya hingga seluruh resin jenuh dengan ion
yang diserap.
Resin penukar ion sering digunakan
untuk menghilangkan kesadahan dalam air. Air yang banyak mengandung mineral
kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air sadah”. Kesadahan
air dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Kesadahan sementara , disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
1. Kesadahan sementara , disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
2. Kesadahan
tetap, disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat
(SO42-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
B. Zeolit sebagai Penukar Ion
Zeolit
merupakan mineral yang banyak terdapat di dalam batuan yang merupakan lapisan
tanah sedimen yang terbentuk dari timbunan abu vulkano karena adanya letusan
gunung berapi. Terbentuknya di alam sangat bergantung pada lingkungan, umur
batuan dan kedalaman dari permukaan tanah, sehingga dapat terjadi zeolit yang
jenisnya berlainan terdapat dalam batuan yang sama[1].
Zeolit mempunyai sifat yang
sangat khas, apabila mengalami dehidrasi, kristal zeolit akan membentuk rongga yang
dapat saling berhubungan dan membentuk 1-3 arah sehingga akan terlihat seperti
sangkar[1].
Struktur kristal yang unik ini membuat zeolit mempunyai kemampuan sebagai
absorben.
Karakteristik lainnya adalah
dapat mempunyai kemampuan sebagai penukar ion secara sangat selektif untuk ion
cesium dan unsur radioaktif lainnya Zeolit merupakan kristal aluminosilikat
terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga
dimensi. Kerangka dasar sturuktur zeolit terdiri dari unit tetrahedral AlO2 dan
SiO2 yang
saling berhubungan melalui atom O, sehingga zeolit mempunyai rumus empiris
sebagai berikut x/n Mn+[(AlO2)x (SiO2)y].zH2O.
Komponen pertama M n+ adalah sumber kation yang dapat bergerak bebas dan dapat
dipertukarkan secara sebagian atau secara sempurna oleh kation lain [2,3] ,
sehingga sangat baik bila digunakam sebagai bahan penukar ion.
Gambar Pertukaran Ion Zeolit
C.
Proses Ion
Exchanger
Pertukaran ion merupakan suatu
proses dimana ion-ion yang terjerap pada suatu permukaan media filter ditukar
dengan ion-ion lain yang berada dalam air. Proses ini dimungkinkan melalui
suatu fenomena tarik menarik antara permukaan media bermuatan dengan
molekul-molekul bersifat polar.
Apabila suatu molekul bermuatan
menyentuh suatu permukaan yang memiliki muatan berlawanan maka molekul tersebut
akan terikat secara kimiawi pada permukaan tersebut. Pada kondisi
tertentu molekul-molekul ini dapat ditukar posisinya dengan molekul lain yang
berada dalam air yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk diikat.
Dengan demikian maka proses pertukaran dapat terjadi. Media yang dapat
melakukan proses pertukaran seperti ini diantaranya adalah Zeolit (baik alami
atau buatan) dan resin.
Proses pertukaran yang berlangsung
secara umum mengikuti kaidah-kaidah tertentu. yaitu:
1. Pertama kation-kation
dengan valensi lebih besar akan dipertukarkan terlebih dahulu sebelum
kation-kation dengan valensi lebih kecil. Sebagai contoh apabila didalam
akuarium kita terdapat besi (ber-valensi 3), kalsium (ber- valensi 2) dan
amonium (ber- valensi1 ) dalam jumlah yang sama, maka besi akan teleibh dahulu
dijerap oleh zeolite, menyusul kalsium dan terakhir amonium.
2. Kedua, kation yang
konsentrasinya paling tinggi didalam akuarium akan dijerap telebih dahulu
walaupun valensi lebihkecil. Sebagai contoh dalam kasus diatas, apabila
konsentrasi (jumlah) amonium jauh lebih banyak dibandingkan denga besi dan
kalsium, maka sesuai dengan aturan 2, amonium akan cenderung di jerap terlebih
dahulu.
Dengan proses-proses tersebut
diatas maka filter kimia dapat diberlakukan untuk "menjernihkan" air
dari paritkel-partikel berukuran molekuler yang tidak bisa diproses secara
mekanik atau biologi. Beberapa hal yang bisa di hilangkan dengan filter
kimia diantaranya adalah pengaruh racun, kesadahan, warna dan partikel organik
terlarut.
D. Contoh Pengolahan Air di
Sebuah Industri Secara Ion Exchanger
Dalam suatu proses produksi dalam
industri, boiler merupakan suatu pembangkit panas yang penting.Sesuai dengan
namanya maka fungsi dari boiler ini adalah memanaskan kembali.Dalam suatu
proses industri boiler harus dijaga agar effisiensinya cukup tinggi.Oleh sebab
itu adalah penting untuk menjaga kualitas air yang diumpankan untuk boiler,
karena akan berhubungan dengan effisiensi dari boiler tersebut.
Air umpan boiler atau Boiler
Feed Water nantinya akan dipanaskan hingga menjadi steam.Karena di
dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspdai adanya kandungan-kandungan
mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+.Air yang banyak mengandung ion Ca2+ dan Mg2+
disebut sebagai air yang sadah (hard water).Ion-ion ini sangat
berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai umpan
boiler.Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat, sulfat,
bilkarbonat dan klorida.Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya, kelarutan
dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3, CaSO4,MgCO3,
Mg(OH)2, CaCl2,MgCL2, dll ; akan memiliki kalarutan yang makin kecil/redah
apabila suhu makin tinggi.Sehingga ketika memasuki boiler, air ini merupakan
masalah yang harus segera diatasi.Air yang sadah ini akan menimbulkan kerak(scalling) dan
tentu saja akan mengurangi effisiensi dari boiler itu sendiri akibat dari
hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut.Selain itu yang dikhawatirkan bisa
menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.
Dalam hal ini akan terjadi perbedaan
ketika mengolah air untuk dijadikan sebagai air minum dibandingkan dengan untuk
umpan boiler.Dalam pengolahan air minum mineral-mineral yang ada dalam air
tidak akan dihilangkan karena mineral-mineral tersebut dibutuhkan untuk tubuh
manusia.Bahkan ada perusahaan air minum yang menambahkan mineral pada air minum
produksinya.Hal itu tidak boleh terjadi dalam pengolahan air untuk umpan boiler.Air
minum juga harus dijaga agar bebas dari kuman penyakit dengan diberi
desinfektan sedangkan air umpan boiler tidak perlu diberi desinfektan.
Adapun beberapa proses umum yang
dilakukan untuk memperoleh air umpan boiler yang baik adalah sebagai berikut:
Contoh kasus dalam pengolahan air untuk umpan boiler di PT.Krakakatu
Tirta Industri adalah sebagai berikut:
Air yang diolah berasal dari PT. Krakakatu Tirta Industri yang masih
berupa air baku atau air industri. Air baku dari PT. Krakatau Tirta Industri
pertama kali disaring dengan gravel filter yang didalamnya terdapat unggun
pasir kuarsa sebagai filter. Dalam gravel vilter terjadi pemisahan secara
fisika. Air dari garvel filter kemudian dialirkan ke kation exchanger. Ion-ion
positif yang terkandung dalam air akan diikat oleh resin-resin kation yang
terdapat dalam ion exchanger. Setelah itu air dilewatkan ke CO2 degasifier
untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air. Air dari CO2 degasifier
diumpankan ke anion exchanger setelah itu dialirkan ke mix-bed filter untuk
mengikat ion-ion yang lolos dari kation dan anion exchanger kemudian air
deionat ditampung ditangki deionat.Air umpan boiler diolah dari air baku di
WTP, sehingga air tersebut dapat memenuhi syarat sebagai air umpan boiler. Kualitas
air umpan boiler adalah sebagai berikut:
1.Tampak
: Jernih dan tidak berwarna
2.Oksigen : 0.02 mg/liter
3.Kesadahan : Tak terdekteksi (sangat kecil)
4.Besi : 0.02 mg/liter
5.Karbondioksida : Sangat kecil
6.Daya hantar listrik pada 25oC : 0.2 mikroS/cm
7.Angka permanganat : 5
8.Minyak 0.5 mg/l
9.pH pada 250oC : 9
10.Silikat : 0.02 mg/l
3.Kesadahan : Tak terdekteksi (sangat kecil)
4.Besi : 0.02 mg/liter
5.Karbondioksida : Sangat kecil
6.Daya hantar listrik pada 25oC : 0.2 mikroS/cm
7.Angka permanganat : 5
8.Minyak 0.5 mg/l
9.pH pada 250oC : 9
10.Silikat : 0.02 mg/l
Comments
Post a Comment